Proyek Sosial Pertamina Foundation Muda (PFmuda) “Hananu Sebagai Eco Art”

Kegiatan bertajuk “Hananu Sebagai Eco Art” (Pesan Karakter untuk Global Warming) yang diusung Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (Yaspensi) dalam Poyek Sosial PFmuda 2022, digelar pada 1-3 Februari 2023 di Sekolah Kasih Karunia. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta didik yang masing-masing berasal dari jenjang SDTK 10 anak, SMPTK 10 anak, dan SMAK 10 anak.

Acara pembukaan diawali dengan tarian Foti asal daerah Rote sebagai penyambutan bagi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Drs. Imanuel M.E. Buan, M.M., tim Yaspensi, Kepala Desa Oefafi, dan pimpinan Sekolah Kasih Karunia beserta para guru dan staf.

Ketua Tim Pengusul sekaligus Ketua Yaspensi, Marianus Seong Ndewi, S.Pd., M.M., mengungkapkan, menanggapi isu Global Warming yang menyita perhatian dunia, Yaspensi tergerak untuk menyuarakan kesadaran cinta lingkungan melalui karya seni yang dimotori oleh anak-anak SD, SMP, dan SMA dengan menggunakan pendekatan “Hananu” (bahasa Tetun: bernyanyi).

“Pendekatan Eco Art ini baru di NTT. Secara sederhananya Eco Art, bagaimana seni bermanfaat bagi lingkungan. Seni apa pun itu. Anak-anak kalau terus dirasuki dengan hal-hal yang membangun dirinya sendiri, dia tidak akan menampilkan sebuah keindahan saja melainkan juga punya manfaat yang luas, begitupun juga dengan bernyanyi. Kegiatan ini tidak akan habis dalam 3 hari saja, melainkan akan berlanjut. Produk yang dihasilkan yakni buku dan lagu. Inilah yang akan dijadikan sarana atau media kampanye bagi anak-anak. Kami berharap bapak Kadis bisa membantu kami saat hasil karya anak-anak dipublikasi. Mungkin sekolah-sekolah di Kabupaten bisa mendapatkan beberapa buku untuk perpustakaan sekolah.” jelasnya.

Sementara itu Kepala Sekolah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) dan Sekolah Menengah Agama Kristen (SMAK) Kasih Karunia, Yandri N. Elia, S.Pd., M.A.P., mengungkapkan, “Ketika ditawarkan program dari Yaspensi dan Pertamina Fondation, kami melihat program ini sangat bagus dan sangat cocok dengan apa yang menjadi visi dan misi dari sekolah ini, di mana berkaitan dengan literasi dan bernyanyi. Nah, itu pas dengan Sekolah Kasih Karunia serta sesuai dengan harapan kami. Kami di sini punya proyek publikasi lagu-lagu daerah NTT melalui YouTube sekolah. Saat ini baru 3 lagu yang berhasil dipublikasikan, harapannya ke depan lebih banyak lagi sehingga sekolah bisa menjadi referensi lagu-lagu daerah.”

Selanjutnya, Yandri Elia juga menjelaskan, berbagai kegiatan demi pengembangan literasi di Sekolah Kasih Karunia sangat aktif dilakukan, sebab mereka menyadari bahwa kemampuan tersebut yang menjadi modal bagi masa depan anak-anak dan juga menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Kita punya kegiatan literasi yang full di bulan Oktober dan bulan Februari. Untuk bulan Oktober kami sebut dengan Festival Literasi, di mana SD minimal 250 halaman yang dibaca dan disharing di kelas, SMP 450 halaman, SMA 650 halaman. Kemudian guru dan semua staf di sekolah sampai staf kebersihan baca 1000 halaman. Sedangkan bulan Februari, kami sebut Kegiatan Literasi, di mana anak-anak bersama guru dan staf secara berpasangan, masing-masing minimal 2 buku. Akhir dari program literasi ini, setiap orang membuat refleksi dengan cara membagikan isi buku kepada teman-temannya sesuai waktu yang ditentukan. Selain itu, pada acara puncak, diadakan lomba dan pemilihan Duta Literasi Sekolah. Kami berusaha menghidupi literasi itu. Membangun budaya literasi merupakan upaya untuk membentuk rasa simpati dan empati mereka terhadap lingkungan.” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Drs. Imanuel M. E. Buan, M.M., yang hadir dan membuka kegiatan tersebut, mengatakan, “Ada satu sekolah yang namanya Kasih Karunia juga, saya sering bertemu kepala sekolahnya karena hampir tiap saat datang mengeluh di saya terkait persoalan di sekolah. Jadi waktu ke sini, saya pikir itu sudah sekolahnya. Ternyata waktu tiba di sini bukan itu, saya baru pertama kali ke sekolah ini. Saya melihat sekolah ini bagus, ada asrama, budaya literasi.”

“Tadi saya terkesima dengan apa yang disampaikan oleh pengusung program ini. Mereka bercerita, berdiskusi di kedai kopi. Sulit kita mendapatkan orang yang duduk kemudian berpikir tentang kehidupan ini, berpikir tentang masalah sosial dan masalah lingkungan. Saya kira ini luar biasa,” ujar Imanuel Buan, saat acara pembukaan Rabu (01/02/2023).

Ia berharap, dengan berbagai upaya sekolah untuk meningkatkan kemampuan akademik anak-anak, tidak boleh lupa akan karakter. Karena karakter menjadi fondasi untuk masa depan mereka. Anak-anak tidak akan berhasil jika tidak memiliki karakter yang baik. Selain itu, ia juga berharap sekolah tetap membangun relasi dengan masyarakat sekitar sehingga kehadiran lembaga ini benar menjadi berkat bagi masyarakat setempat.

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari dapat diikuti dengan semangat dan antusias oleh seluruh peserta. Selalu ada canda dan tawa dalam setiap materi-materi yang dibagikan oleh pembicara. Tidak ketinggalan, panitia juga ikut terlibat dalam menulis dan membacakan puisi.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK) Kasih Karunia, Yesi Aome, S.Pd., dalam sambutannya pada penutupan kegiatan tersebut di Aula Sekolah Kasih Karunia Kabupaten Kupang, NTT, pada Jumat (03/02/20230). Menurutnya, tim Yaspensi telah membawa perubahan besar dalam diri peserta didik melalui peningkatkan keterampilan menulis dan mencipta lagu.

“Jujur dari hati yang terdalam, saya terharu ketika anak-anak menuliskan puisi, diary, bahkan sampai mencipta lagu. Ada kata-kata yang begitu menyentuh. Saya tidak menyangka, pertama kali menerima undangan agar anak-anak SD bisa mengikuti kegiatan ini, saya sempat ragu karena yang kami lihat selama ini di dalam kelas anak-anak cukup sulit dalam membuat puisi apalagi menuliskan kata-kata indah,” ungkapnya.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim Yaspensi, karena selama 3 hari saya mengikuti kelas menulis, saya melihat bahwa dalam menulis ada permainan kata-kata yang wah, mungkin saya sendiri tidak bisa melakukannya. Saya juga melihat ada anak-anak yang selama di kelas begitu tenang, tetapi saat mengikuti kegiatan ini ternyata mereka bisa menunjukkan bakat-bakat yang begitu luar biasa,” lanjutnya.

Di akhir sambutannya, Yesi Aome meminta agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat membagikan hal-hal positif yang mereka dapat selama mengikuti kegiatan kepada teman-teman lain yang ada di sekolah.

Mewakili Tim Pengusul sekaligus Sekretaris Yaspensi, Robertus E.L. Bau, S.Fil., mengajak semua peserta untuk mensyukuri hasil dari pendampingan tersebut yang dapat dipentaskan dan dimaknai nilai-nilainya.

“Kita telah sampai pada puncak acara kegiatan ini. Kita syukuri kegiatan ini dengan presentasi (pentas) mini hasil karya anak, baik karya tulis dan karya cipta lagu yang bertema lingkungan. Tujuannya ialah menginternalisasi nilai-nilai cinta alam dan lingkungan dalam kesadaran peserta. Kami akan kembali lagi 1 atau minggu ke depan untuk finalisasi hasil karya anak-anak, harapan kami, di bulan Maret atau April saat hari Bumi karya anak-anak sudah bisa launching,” ujar Sekretaris Yaspensi ini.

Acara penutupan tersebut diisi dengan pentas mini oleh peserta, menampilkan karya tulis berupa narasi dan puisi serta karya lagu bertema lingkungan. Selain itu juga dilakukan penanaman pohon di sekitar ligkungan sekolah sebagai aksi nyata cinta lingkungan dan merawat bumi.  (Thobias Luwu)

Proyek Sosial Pertamina Foundation Muda (PFmuda) “Hananu Sebagai Eco Art”